TUGAS
SOFT SKILL MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
NPM
: 33414590
KELAS :
1ID06
JURUSAN TEHNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014
Daftar isi ................................................................................................................. 2
BAB 1 (MANUSIA DAN KEBUDAYAAN)
........................................................ 3
Manusia .................................................................................................................. 4
Pengertian hakikat manusia
................................................................................. 5
Kepribadian bangsa timur
.................................................................................... 6
Pengertian kebudayaan
......................................................................................... 7
Unsur kebudayaan ................................................................................................. 9
Wujud kebudayaan
................................................................................................ 12
Orientasi nilai budaya ............................................................................................ 13
Perubahan kebudayaan
.......................................................................................... 14
Pengalaman kebudayaan ......................................................................................... 17
Daftar pustaka
.......................................................................................................... 19
BAB 1
Manusia dan kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia
itu hidup dan menetap dapat di pastikan manusia akan hidup sesuai dengan
kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.
manusia yang
merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan mengadakan suatu
kebiasaan-kebiasaan dengan komunitasnya yang terus mereka kembangankan dan
lestarikan secara turun temurun sehingga kebiasaan-kebiasaan itu sudah menjadi
suatu warisan dari generasi sebelumnya dan akan terus berkembang selama
genrasi-generasi selanjutnya tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan.
Setiap
manusia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda itu di sebabkan mereka memiliki
komunitas tersendiri di wilayahnya sehingga apabila kita amati manusia di belahan
dunia manapun memiliki kebudayaannya masing-masing tak terkecuali di indonesia
yang memiliki banyak keberagaman budaya. Perbedaan kebudayaan ini sangatlah
wajar karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam,
manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman
budaya tersebut
Pembentukan
kebudayaan ini sebenarnya di sebabkan karena manusia di hadapkan pada suatu
persoalan yang meminta pemecahan suatu masalah, sehingga dalam rangka usahanya
itu maka manusia harus bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga
manusia melakukan berbagai cara. Nah hal-hal yang dilakukan oleh manusia inilah
yang menjadi kebudayaan.
Manusia
Indonesia dan Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya remaja/i Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk kategori pelacuran dan ‘western’ lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap ‘conform’ dan ‘latah’ terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dikaji dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya takhyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akulturasi (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak). Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sepertinya, sudah saatnya manusia Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi dapat diwujudkan.
Selain itu, pengaruh media komunikasi seperti Televisi, radio, Internet sangat besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia Indonesia terhadap ras. Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di Televisi dan bioskop yang memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras Caucasoid (orang Eropah) turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya. Dalam hal ini manusia Indonesia sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja ras Caucasoid berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan (umumnya oleh kaum perempuan) sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya remaja/i Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk kategori pelacuran dan ‘western’ lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap ‘conform’ dan ‘latah’ terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dikaji dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya takhyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akulturasi (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak). Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sepertinya, sudah saatnya manusia Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi dapat diwujudkan.
Selain itu, pengaruh media komunikasi seperti Televisi, radio, Internet sangat besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia Indonesia terhadap ras. Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di Televisi dan bioskop yang memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras Caucasoid (orang Eropah) turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya. Dalam hal ini manusia Indonesia sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja ras Caucasoid berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan (umumnya oleh kaum perempuan) sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Kedudukan
Manusia Terhadap Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan sebuah kebudayaan yang sangat unik. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan sebuah kebudayaan yang sangat unik. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
1.
MANUSIA
Manusia atau orang
dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara
campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa
Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah
spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa
yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi
kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk
serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga
untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki
atau perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra
dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan
dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa
sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil
balik, pemuda/i,
dewasa,
dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung;
tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga
dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.
2. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
a) Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b) Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c) yang mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d) Makhluk yang
dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
e) Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
f) Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
g) Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
h) Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
3.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkan
manusia lainnya untuk dapat berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar
– benar dianut oleh masyarakat pada bangsa timur terutama Indonesia. Rasa
kebersamaan yang kuat bisa dibilang sebagai kepribadian bangsa.
Segala
sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan
yang dimiliki masyarakat itu. Di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan
kepribadianyang ada, karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki
banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Sistem
ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan
hukum yang berfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia atau
masyarakat agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan
tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa.
Sistem
sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat. Sistem
teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaanya, sesuai dengan nilai
budaya yang berlaku. Pada saat unsur-unsur masing-masing kebudayaan saling
menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya
akulturasi tersebut.
Pada
dasarnya masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia, sangat terbuka dan
toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika
serta adat istiadat yang ada di Indonesia.
Pada umumnya
unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan
kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan
sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone,
komputer, dan lain – lain.
Namun ada
pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai
faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
4.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat, segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri.Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai social,
norma social, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
regius dan yang lain nya yang di dalamnya teknadung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lainyang didapat
seseorang sebagai anggota masyaakat.
Kebudayaan adalah seluruh cara
kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara
hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih di
inginkan. Dalam arti cara hidup itumasyarakat kalau berbudaya diterapkan pada
cara hidup kita sendiri, maka tidak ada sangkut pautnya dengan main piano atau
membaca karya sastra terkenal. Untuk seorang ahli ilmu sosial, kegiatan seperti
main piano itu merupakan elemen-elemen belaka dalam keseluruhan
kebudayaan kita. Keseluruhan ini mencakup kegiatan-kegiatan duniawi seperti
mencuci piring, menyetir mobil dan untuk tujuan mempelajari kebudayaan, hal ini
sama derajatnya dengan hal-hal lebih halus dalam kehidupan. Karena itu, bagi
seorang ilmu social tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak
berkebudayaan.Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya
kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti
mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa
kebudayaan ternyata memiliki berbagai aspek yang meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan,
sikap-sikap, dan hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat
atau kelompok penduduk tertentu. Kebudayaan menurut ilmu antropologi pada
hakikatnya adalah keseluruhan sistemgagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan, karena hanya sebagian kecil dari tindakan manusia yang tidak
dibiasakan dengan belajar seperti naluri, reflex atau tindakan yang dilakukan
akiba suatu proses fisiologis.
Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
5.
UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
Terdapat tujuh unsur kebudayaan yang
dapat kita sebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan yang ada di dunia
ini. Tujuh unsur tersebut adalah
A)
Bahasa
B)
Sistem Pengetahuan
C)
Organisasi Sosial
D)
Sistem Peralatam dan Teknologi
E)
Sistem Mata Pemcaharian Hidup
F)
Sistem Religi
G)
Kesenian.
PENJELASAN :
Bahasa
Bahasa adalah suatusistem komunikasi yang menggunakan
suara yang dihubungkan satu sama lainmenurut seperangkat aturan sehingga
mempunyai arti. Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa
untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek.
Bahasa harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif
dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain. Terbagi kedalam dua
bagian, yaitu :
a.
Bahasa lisan
b.
Bahasa
tertulis
Sistem Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki
oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau
percobaan-percobaan yang bersifat empiris. Terbagi kedalam enam bagian, yaitu :
a. Pengetahuan tentang sekitar alam
b. Pengetahuan tentang alam flora
c. Pengetahuan tentang zat-zat dan bahan mentah
d. Pengetahuan tentang tubuh manusia
e. Pengetahuan tentang kelakuan sesama manusia
f. Pengetahuan tentang ruang, waktu dan budang
Organisasi
Sosial
Organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Terbagi atas empat bagian, yaitu :
a.
Sistem
kekerabatan
b.
Sistem
kesatuan hidup setempat
c.
Asosiasi dan
perkumpulan-perkumpulan
d.
Sistem kenegaraan
Sistem
Peralatan dan Teknologi
Teknologi menyangkut
cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan
dan perlengkapan. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat
pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit
mengenal delapan macam teknologi tradisional. Terbagi atas tujuh bagian, yaiut :
a.
Alat-alat
produktif
b.
Alat-alat
distribusi dan transport
c. Wadah-wadah dan tempat-tempat untuk menaruh
d. Makanan dan
minuman
e.
Pakaian dan
perhiasan
f.
Tempat
berlindung dan perumahan
g.
Senjata
Sistem Mata
Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian ini terfokus pada
masalah-masalah mata pencaharian tradisional. Terbagi kedalam dua bagian, yaitu
:
a.
Berburu dan
meramu
b. Perikanan, bercocok tanam, peternakan dan perdagangan
Sistem
Religi
Agama atau religi dapat dipandang sebagai kepercayaan
dan pola prilaku yang diusahakan oleh manusia untuk menangani masalah-masalah
penting yang tidak dapat dipecahkan dengan teknologi dan teknik organisasi yang
diketahuinya. Terbagi kedalam tiga bagian, yaitu :
a.
Sistem
kepercayaan dan kesusastraan suci
b. Sistem
upacara keagamaan, kelompok keagamaan dan ilmu gaib
c.
Sistem nilai
dan pandangan hidup
Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan atau estetika
yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan
keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.Terbagi
kedalam dua bagian, yaitu :
a. Seni patung, seni relief, seni lukis dan gambar
b. Seni rias, seni vocal, seni instrument, seni kesustraan dan seni drama
6.
Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan dibedakan menjadi beberapa wujud,yaitu :
a)
Gagasan atau nilai-nilai budaya
b)
Aktivitas atau sistem sosial
c)
Artefak.
Gagasan atau
nilai-nilai budaya
Wujud ideal kebudayaan
adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,
norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba
atau disentuh.
Aktivitas atau sistem sosial
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering disebut dengan
sistem sosial. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
diamati dan didokumentasikan.
Artefak atau
karya kebudayaan fisik
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
7.
ORIENTASI NILAI BUDAYA
Orientasi
Nilai Budaya
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki secara bersama
oleh warga suatu masyarakat. Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran
sehingga fungsional sebagai pedoman. keseluruhannya digunakan secara selektif
dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan atau persoalan yang dihadapi.
penggunaan pengetahuan oleh orang perorangan atau kelompok orang tau
masyarakat, menggambarkan bahwa sejatinya pengetahuan dimaksud telah dipahami,
diserap dan diyakini berkat adanya suatu proses pendidikan panjang (dari kecil
sampai dewasa) dalam bentuk internalisasi dan sosialisasi.
Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang
ada di dunia. Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian
banyak kebudayaan di dunia ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan
terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup
manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.
Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia
( kerangka Kluckhohn ) :
- Hakekat Hidup
- Hidup itu buruk
- Hidup itu baik
- Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
- Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
- Hakekat Karya
- Karya itu untuk menafkahi hidup
- Karya itu untuk kehormatan.
- Persepsi Manusia Tentang Waktu
- Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
- Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
- Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih matang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
- Pandangan Terhadap Alam
- Manusia tunduk kepada alam yang dashyat.
- Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
- Manusia berusaha menguasai alam.
- Hubungan Manusia Dengan Manusia
- Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong royong.
- Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
- Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.
8.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan
dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi
fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa
unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan
keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan
perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social.
Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus
tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a. Mendorong perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b. Menghambat perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah
seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan kebudayaan :
1. Faktor intern
• Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
• Konflik social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
• Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
• Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
• Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
• Konflik social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
• Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
• Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2. Faktor ekstern
• Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
• Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
• Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
9. KAITAN MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
A) Hubungan manusia dengan
kebudayaan adalah :
B) Manusia sebagai perilaku
kebudayaan
C) Kebudayaan merupakan
objek yang dilaksanakan manusia
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,
maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu
kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tmpak bahwa keduanya
akhirnya merupakan satu kesatuan.
PENGALAMAN
Jenengku muhammad yudha pratama, aku iki lair ing Jakarta tanggal 12 Desember, 1995 Iki pengalaman budaya sing aku wis tau ngalami. wiwit aku isih bocah aku iki asring diundang dening mbah kakungipun katon kaya wayang budaya Jawa, gamelan Jawa, Jawa Kris
1.WAYANG KULIT:
Seni ndhalang ing sawijining wangun asli jumeneng sadurunge entri ing budaya Hindu Indonesia lan jaman Hindu wiwit berkembang ing Jawa. Performing Arts wayang sing remnants saka Jawa upacara agama remnants saka kepercayaan Animisme sing kena kapercayan lan dynamisme. Miturut Centini Book, bab asal Purwa kasebut sing seni ndhalang, yen pisanan digawe dening Raja Inggris Jayabaya`s Mamenang / Kediri. Watara abad 10th King Jayabaya`s nyoba kanggo nggawe riwayat roh leluhure lan jroning ing godhong palem. Wangun saka tokoh wayang ditiru relief gambar saka crita Ramayana ing candhi Nganyarke ing Blitar. Ramayana crita menarik banget amarga saka badhan Jayabaya`s kalebu ngabekti setya Gusti Wisnu, malah dening wong dianggep dadi pawujudan utawa inkarnasi saka Wisnu. Tokoh tokoh digambarke pisanan utawa Sang Hyang Guru Jagadnata jelmaan saka Dewa Wisnu.
2. KERIS JAWA:
Keris antarane komunitas ing Jawa dituduhake minangka simbol saka "manhood" lan kadang, yen sakperangan alesan ngresiki Tukang rawuh upacara manten saka patemon, kang dituduhake keris a. Kris iku simbol saka warisan. Ing Jawa masyarakat tanggalan mengirabkan istana pusaka wiji iku kapercayan paling gedhe ing dina sura. Pusaka keris utawa tumbak sing menehi kesahihan punika unggul ora mung amarga digawe saka baja unsur, wesi, nikel, lan malah pipis rock unsur météorid sing tiba saka langit supaya kuat kuwat, nanging carane nggawe iku bebarengan sing diiringi pandonga kanggo nitahake alam (Gusti Allah SWT) karo duatu apaya kasukman dening master. Supaya nitahake kasukman kakuwasan alam kang pracaya dadi daya gaib utawa Prestige ngemot potensi nggowo pengaruh mungsuh dadi wedi kanggo kedhaftar saka senjata pusaka.
3.
GAMELAN JAWA:
Gamelan music kombinasi saka pengaruh manca gambar warna. Keterkaitan ora muni saka Cina, Asia Kidul Musical Instruments, drum band lan ngalih menyang musik saka India, sumungkem strings saka Timur Tengah, Eropah lan malah gaya militèr sing kita krungu musik tradisional Jawa lan Bali dina. Komponèn interaksi dimuat karo melodi, irama lan timbre njaga Bali gamelan orchestra music rikala semana. Pilar musik iki ndadekke bebarengan macem-macem Bali deso masyarakat karakter sing dadi urutan musik khas sing bagéan kapisah saka saben urip.
Nanging wektu iki gamelan isih digunakake ing kesempatan formal kayata Pernikahan, panuwun, lan liyane. nanging ing papan iki, mung digunakake mayoritas masyarakat gamelan Jawa, utamané Jawa Tengah.
Miturut wektu aku bali menyang kutha sandi kanggo ngunjungi sandi lik sing dadi ngandhut ana dianakaké upacara tradisional disebut Mupu. Mupu iku salah siji saka wong-wong mau. Mupu tegese njupuk munggah anak. Ing goal kanggo masa depan bisa uga nimbulaké hamilnya ibu ngangkat anak. Miturut wektu ibu ngandhut, yen dheweke pasuryan ora katon resik lan ayu minangka tau, rampung sing anak lanang. Yen digunakake, banjur putri-putrinipun.
Ing umur 7 sasi meteng, acara saben wulan dianakaké nujuh utawa mitoni. Ing acara iki disiapake karo palem gadhing drawings Kamajaya wayang Allah (yen bakal wong apik-looking kaya dewa Kamajaya) lan Dewi Kamaratih (yen bakal wadon ayu kaya Dewi Kamaratih), gudangan (sayur-sayuran) roso, liyane sisih ne abang lan putih, lan woh salad.
Nalika bayi lair, dianakaké slametan, disebut brokohan. Ing sega tumpeng brokohan biasane diwenehake lengkap karo sayuran lan sisih ne abang lan putih. Nalika bayi umur 35 dina, ing acara iki dianakaké slametan selapanan. Ing acara iki rambute bayi Cut metu. Ing goal punika rambute bayi kang tuwuh bushy.
Pribumi sabanjuré tedak-Siten. Adat iki digawe sak bayi 245 dina-lawas. Iku adat kang bayi kanggo pisanan kanggo nyetel mlaku ing lemah.
Sawise anak sadurunge umur 8 taun, nanging isih ora duwe adhine, banjur digawa ruwatan acara. Iki rampung supaya bebaya. Nalika iku teka umur, anak wektu ditetaki utawa tetak.
Jawa kuna long ago digunakake kanggo ngetung lan tandhani umur ing Unit saka macan utawa saben taun 8. Iki acara diarani windon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar